Sedikit Tentang Purbalingga Campus Fair 2017
  |   Reading time: 4 minute(s).
Sabtu dan minggu kemarin, tanggal 21 dan 22 Januari, acara tahunan Purbalingga Campus Fair (PCF) digelar di GOR Mahesa Jenar. Seingat saya, acara semacam PCF ini mulai ada sejak 2012 (mohon koreksi kalau keliru), jadi untuk tahun ini sudah masuk acara yang keenam. Secara garis besar, PCF bertujuan untuk mengenalkan kampus-kampus kepada calon mahasiswa dan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi bagi Purbalingga. UB sendiri sudah ikut acara tersebut sejak tahun 2015. Waktu itu saya yang masih mahasiswa tahun kedua bersama teman-teman yang lain mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa ikut acara tersebut; berusaha untuk mengenalkan UB kepada calon mahasiswa dan berharap ada beberapa yang bisa lolos di UB.
Di PCF tahun ini, saya tidak ikut mengurusi persiapan mengikuti PCF. Biarlah yang muda-muda ambil alih sekarang. Saya hanya sedikit membantu dekorasi dan hanya datang di hari pertama PCF. Meskipun saya cuma sebentar di acara kemarin, tapi izinkan saya mencoba sedikit berkomentar tentang PCF tahun ini.
Kesan yang saya tangkap saat masuk ke area PCF adalah sepi, paling tidak kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Entah karena jumlah kampusnya berkurang, atau memang antusiasme dari para calon lulusan sekolah menengah sendiri yang memang kurang, atau ada hal-hal lain yang jadi penyebab sepinya PCF tahun ini. Memang di PCF tahun ini beberapa kampus “langganan” PCF tidak ikut serta seperti ITB, UI, dan UNS. Tapi, toh, banyak juga peserta baru dari kampus yang tahun kemarin tidak ikut serta. Contohnya PENS, ST3 Telkom, STKS Bandung, dan STIS.
Saat saya datang di hari pertama sekitar pukul 10.30, sedang berlangsung semacam talk show yang saya sendiri tidak terlalu paham apa bahasannya karena memang hampir selesai. Biasanya, pada saat pembukaan PCF, panitia mengundang siswa sekolah menengah untuk hadir di pembukaan. Tapi di PCF tahun ini saya lihat tidak ada sama sekali siswa sekolah menengah yang hadir (atau karena saya telat jadi siswa sudah pulang dari pembukaan PCF?). Entah karena tidak diundang atau memang tidak ada sekolah yang mengizinkan datang sebelum jam pulang sekolah. Tidak adanya siswa sekolah menengah yang sekaligus calon mahasiswa inilah yang menyebabkan pada saat presentasi kampus (yang diadakan beberapa saat setelah talk show) jadi sepi dan agak aneh. Kenapa aneh? Ya karena para perwakilan kampus mempresentasikan kampusnya tidak kepada para calon mahasiwa, tapi kepada mahasiswa yang ada di GOR Mahesa Jenar. Ini menurut saya jadi seperti ajang saling bertukar informasi kampus ke mahasiswa lain, bukan mengenalkan kepada calon mahasiswa. Pada saat siswa sekolah menengah datang pun, saya lihat mereka tidak diarahkan untuk melihat presentasi kampus. Malah, ada banyak mahasiswa perwakilan kampus-kampus yang bersiap di pintu masuk untuk mengarahkan dan menggiring para siswa sekolah menengah ke stand kampus masing-masing. Mereka—siswa sekolah menengah—dibiarkan bebas untuk berkeliling di setiap stand kampus. Lalu, untuk apa presentasi kalau tidak ada yang memperhatikan? Yah, pastinya ada beberapa yang memperhatikan. Beberapa. Hanya beberapa.
Tema PCF tahun ini adalah “Purbalingga is Our Home”, Purbalingga adalah rumah kita (atau kami?). Entah apa alasan kenapa tema itu dipilih, barangkali panitia bermaksud untuk menyadarkan para pemuda Purbalingga bahwa Kabupaten Purbalingga adalah rumah kita, bahwa rumah kita ini membutuhkan para pemudanya untuk ikut serta dalam pembangunan daerah. Tapi saya sama sekali tidak “merasakan” tema itu di PCF, dan rasanya tema itu seperti formalitas belaka.
Beberapa hal di atas adalah sedikit komentar saya tentang PCF 2017, sesuai dengan judul tulisan ini. Sedikit saja, tidak perlu banyak-banyak.
Yah, barangkali penilaian saya kurang seimbang dan tidak menyeluruh karena saya hanya datang di hari pertama dan itu pun tidak sejak awal acara sampai akhir acara di hari pertama. Barangkali di hari kedua PCF kemarin lebih baik dari hari pertama. Satu yang pasti dari acara PCF kemarin adalah ada banyak hal yang harus dievaluasi dan harus dibenahi agar penyelenggaraan PCF tahun depan lebih baik.
Biar bagaimanapun, saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi semua pihak yang menjadikan PCF 2017 terselenggara, yang telah memberikan wadah untuk mengenalkan kampus-kampus dan menjadi ajang bertukar pikiran untuk pembangunan Purbalingga. Semoga tahun depan lebih baik.
Hidup Mahasiswa!