Riz Maulana

Joging Untuk Tidur

  |   Reading time: 3 minute(s).


Beberapa hari kemarin saya sempat menonton video 9 Life Lessons - Tim Minchin UWA Address ini dan ada satu pesan yang menarik perhatian tentang pentingnya olah raga.

minchin

Di video tersebut, Tim Minchin berusaha menyangkal pendapat para intelektual/filsuf yang menganggap bahwa olah raga tidak penting dengan berkata:

Well, you are half right. You think therefore you are, but also you jog therefore you sleep, therefore you’re not overwhelmed by existential angst.

Kalimat di atas mengingatkan saya akan masa-masa semester akhir di Taiwan. Waktu itu saya cukup rutin joging malam dengan suhu di kisaran belasan derajat. Sepulang dari lab sekitar jam 7-8 malam, saya ganti baju lalu lari mengelilingi kampus selama kurang lebih 1-1,5 jam. Setelah joging ini kadang saya lanjutkan exercise ringan di kamar asrama sampai sekitar jam 10an malam.

Saya rutin olah raga malam karena ingin bisa tidur nyenyak. Apakah waktu itu saya tidak bisa tidur nyenyak? Bisa dibilang iya, tidak bisa. Saya satu kamar dengan orang yang tidurnya ngorok sangat keras. Di tengah malam saya sering terbangun karena dengkurannya, yang membuat saya kurang tidur dan badmood seharian. Tapi entah kenapa saya tidak bisa marah kepada teman sekamar itu (sampai sekarang pun saya tidak ada rasa benci ke dia). Mungkin karena saya melihat (tanpa bermaksud merendahkan) mengorok itu seperti disabilitas dan tidak bisa diobati (betulkah?). Sempat kepikiran untuk pindah kamar tapi tidak ada jaminan nanti setelah pindah bisa lebih tenang. Karena tidak banyak yang bisa saya perbuat, ya… akhirnya terima keadaan saja. Di sinilah saya coba mulai olah raga malam, yang harapannya bisa membantu tidur pulas karena badan sudah terkuras sebelum tidur. To some extent it helps. Tidur saya jadi lebih pulas, meskipun kadang disertai badan pegal di sana-sini. Tapi sayangnya kuping saya cukup sensitif jadi kadang masih terbangun. Sering saya memutuskan untuk tidur di lab. Tetapi di lab pun juga sebenarnya tidak terlalu nyaman karena AC mati jam 1 malam ditambah suara server yang lumayan keras. Mungkin karena merasa tidak enak, teman saya ini jadi sering tidur belakangan (kadang jam 3-4 pagi) agar tidak mengganggu.

Terlepas dari tujuan joging malam yang tidak sepenuhnya tercapai, ada manfaat lain yang masih bisa dirasakan. Salah satunya adalah mengurangi overthinking. Tanpa olah raga malam, waktu kosong itu mungkin akan terpakai untuk mikir ini dan itu. Tapi, dengan olah raga, otak ini akan terfokus untuk aktivitas fisik. Selain itu, setelah olah raga, kita pasti akan terlalu lelah untuk overthinking. Makanya, olah raga cukup membantu meredam overthinking, terutama karena waktu itu saya masih mengerjakan thesis dan belum ada kepastian masa depan.

Sekarang saya sudah jarang joging. Memulai lagi kebiasaan joging rutin di Jakarta sangat susah. Selain karena tidak punya banyak waktu, trek joging yang lumayan nyaman susah dicari. Untungnya di sini saya bisa tidur tenang, jadi dorongan joging rutin tidak sekuat dahulu. Semoga saja kebiasaan baik ini bisa diteruskan lagi nanti.

RM

#tulisan-bebas