Menjaga Kewarasan
  |   Reading time: 1 minute(s).
Akhir-akhir ini banyak sekali hal yang berusaha mengobrak-abrik isi kepala. Kebanyakan saya temui di media daring, seperti kasus-kasus kejahatan yang hampir tiap hari selalu muncul. Kadang saya merasa perlu rehat dari Internet agar tidak terpapar berita-berita yang tidak mengenakkan. Namun di dunia nyata pun ada banyak hal yang kadang bisa mendorong seseorang menjadi gila seperti pengendara-pengendara yang seenaknya sendiri di jalan.
Saya sadar tidak banyak yang bisa diperbuat, tapi dalam hati masih ada rasa untuk perlu mengeluarkan “energi kotor” hasil dari paparan hal-hal buruk di atas. “Energi kotor” ini harus dibuang agar tetap waras dan mampu membedakkan mana yang benar dan mana yang salah. Bicara tentang kewarasan, setahu saya ada 2 interpretasi: di Jawa Tengah waras diasosiasikan dengan kesehatan mental, sedangkan di Jawa Timur diasosiasikan dengan kesehatan fisik. Karena saya orang Jawa Tengah, maka yang saya maksud kewarasan adalah kesehatan mental.
Sejauh ini, cara saya menjaga kewarasan adalah dengan misuh atau mengumpat, seringkali hanya dalam hati. Sesederhana itu. Harapannya, umpatan itu dapat mengingatkan diri sendiri agar bisa membedakan yang baik dari yang buruk. Tanpa mengumpat, saya takut nantinya hal-hal buruk tersebut menjadi sesuatu yang biasa dan saya sendiri terjerumus untuk melakukan hal yang sama.
RM